
Ilustrasi: reverehealth.com
Ketombe. Salah satu permasalahan kulit kepala yang sering dialami banyak orang. Ketombe bentuknya seperti serpihan kulit kering yang mengelupas berwarna putih keabuan atau kekuningan. Kulit mati yang berlebihan pada kulit kepala adalah Pityriasis capitis atau ketombe. Tempat paling sering muncul ketombe adalah di kulit kepala.
Keberadaan ketombe biasanya tidak sakit namun serpihannya mudah terlihat di kepala atau pakaian. Pada kasus ketombe yang berat, kulit kepala bisa terluka hingga mengalami pendarahan. Banyak mitos beredar di masyarakat seputar ketombe, apakah semuanya benar? Yuk kita cek faktanya!
1. Ketombe Menular
Mitos yang ini salah besar nih. Saya serumah dengan keluarga yang mengalami ketombe tapi tidak tertular ketombe. Faktanya, ketombe disebabkan oleh jamur Malassezia. Jamur ini hidup di kepala semua orang, namun kulit kepala yang sensitif terhadap jamur ini akan mengalami ketombe.
Setiap orang memang memiliki potensi mengalami ketombe, kebersihan kulit kepala menjadi salah satu penyebab timbulnya ketombe. Keramas dengan sampo tanpa membilas bersih juga bisa menjadi penyebab ketombe. Tidak perlu khawatir tertular ketombe, karena ketombe tidak menular.
2. Harus Menggaruk Ketombe Sebelum Keramas
Menggaruk kulit kepala yang berketombe sebelum keramas diyakini sebagian orang bisa menghilangkan ketombe. Cara ini dianggap ampuh menghilangkan ketombe yang muncul di kulit kepala. Faktanya, menggaruk kulit kepala yang berketombe bisa membuat iritasi kulit, kerontokan hingga pendarahan.
Sisirlah rambut dengan wajar sebelum keramas untuk menghindari rambut kusut. Menggaruk kulit kepala berlebihan bukan cara menghilangkan ketombe yang disarankan. Lakukan teknik yang tepat untuk mengatasi ketombe di kulit kepala seperti menggunakan sampo khusus atau perawatan lain yang mendukung hilangnya ketombe.
3. Ketombe Adalah Kulit Kering
Kulit kepala kering dan ketombe adalah dua hal yang berbeda namun bisa jadi berkaitan. Kulit kepala kering adalah kondisi ketika kelembaban alami kulit berkurang sehingga kulit menjadi kencang dan kering. Kulit kering bisa menyebabkan kulit mengelupas sehingga menghasilkan serpihan kulit yang kering.
Ketombe bisa terjadi pada kulit kepala kering atau berminyak karena adanya jamur Malassezia. Jamur yang berbentuk seperti ragi ini tumbuh di area berminyak di kulit kepala. Seperti yang sudah saya sebutkan di atas, setiap orang berpotensi mengalami ketombe karena jamur Malassezia. Faktanya, ketombe bukanlah kulit kering.
4. Usir Ketombe dengan Oil Treatment
Berbagai cara bisa dilakukan untuk mengusir ketombe. Salah satunya dengan membuat sendiri minyak panas untuk menghilangkan ketombe. Minyak kelapa hangat atau minyak zaitun dioleskan pada kulit kepala untuk meningkatkan kelembaban.
Cara ini mungkin bisa berhasil pada sebagian orang, namun bisa menjadi penyebab masalah kulit kepala baru bagi orang lain. Oil treatment yang dilakukan pada kulit kepala yang cenderung kering akan meningkatkan kelembabannya. Berbeda dengan kulit berminyak, oil treatment akan semakin membuat rambut berminyak dan lepek.
5. Musim Kemarau Memperburuk Ketombe
Udara panas saat musim kemarau bukan berarti membuat kulit kepala kering seperti tanah di ladang. Kulit kepala akan lebih mudah berkeringat pada musim kemarau sehingga kadar minyak meningkat. Pada musim kemarau, orang akan lebih sering keramas untuk membersihkan kulit kepala.
Musim hujan bisa juga memperburuk kondisi kulit kepala karena udara dingin menyebabkan kelembaban berkurang. Cuaca yang dingin menyurutkan niat untuk keramas bagi sebagian orang. Musim kemarau atau musim hujan bukan menjadi patokan ketombe datang atau pergi.
Nah, itu dia 5 mitos dan fakta seputar ketombe yang sering saya dengar. Ternyata tidak semua mitos yang beredar itu benar ya. Bijaklah dalam mengatasi ketombe dengan menjaga kebersihan kulit kepala dan melakukan perawatan yang tepat.